PKS Siagakan Kader untuk Antisipasi Wabah Flu Burung
Lebih lanjut, dr Puguh menyampaikan bahwa mestinya bisa dilakukan deteksi dini terkait keberadaan flu burung disuatu daerah sebelum kemudian menyebar menjadi wabah. Menjadi tugas pemerintah untuk melakukan sosialisasi intensif tentang pencegahan, penangulangan serta dampak dari flu burung, khususnya di daerah yang rawan terjangkitnya virus flu burung yaitu daerah yang banyak peternakannya seperti Blitar, Malang, Kediri, Trenggalek, Tulung Agung, Pacitan, Banyuwangi, Pasuruan, probolinggo, dan Ponorogo, serta Kota Surabaya.
Dr Puguh menambahkan, partisipasi masyarakat juga diperlukan utamanya untuk menjadi pelapor apabila ada gejala-gejala endemik flu Burung di daerahnya atau Pro aktif untuk melaporkan bila ada unggas didaerahnya yang mati, serta pro aktif untuk ikut memusnahkan unggasnya apabila sudah terjangkit virus flu burung sehingga tidak terjadi penyebaran virus flu burung yang makin meluas.
Oleh Karena itu, PKS Jatim menyerukan langkah-langkah antisipasi sebagai berikut, yakni pertama melakukan koordinasi dengan dinas kesehatan di daerahnya untuk mendapatkan informasi-informasi terbaru tentang flu burung, kedua melakukan sosialisasi kepada keluarga dan warga sekitar terkait dengan pencegahan terjadinya flu burung.
Ketiga, menyebarkan informasi berupa brosur tentang pencegahan flu burung dan keempat melalui Pelayanan Rakyat Adil Sejahtera (PRAS) agar mensiagakan kader khususnya di daerah yang rawan untuk melakukan aktivitas preventive and active case finding yaitu langkah antisipasi menyebarnya virus flu burung sebagaimana himbauan dari Dinas Kesehatan Jawa Timur kepada masyarakat.
"Masyararakat diimbau tidak bersentuhan langsung dengan unggas, tidak memelihara unggas di dalam rumah, meningkatkan perhatian dalam menjaga kebersihan ungguas atau kandang unggas, memperhatikan sistem transportasi unggas, meningkatkan kewaspadaan di musim hujan, karena virus makin mudah hidup dan berkembang pada kondisi dingin," ujar dr Puguh dalam siaran pers DPW PKS Jatim, Rabu (23/8).
Dr. Puguh mengatakan bahwa pencegahan yang dapat dilakukan meliputi 3 klasifikasi sebagai berikut yakni pertama pada unggas dapat dilakukan pemusnahan unggas/burung yang terinfeksi flu burung dan vaksinasi pada unggas yang sehat.
Sementara kepada manusia dibagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok berisiko tinggi (pekerja peternakan dan pedagang) dan masyarakat umum. Kepada kelompok pertama disarankan untuk mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja, menghindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung, dan menggunakan alat pelindung diri (contoh masker dan pakaian kerja).
"Selain itu pekerja harus meninggalkan pakaian kerja di tempat kerja, membersihkan kotoran unggas setiap hari, dan imunisasi," ujar dr Puguh.
Untuk kelompok kedua, dr Puguh menyarankan untuk menjaga daya tahan tubuh dengan memakan makanan bergizi & istirahat cukup. Selain itu, para konsumen daging dan telur harus mengolah unggas dengan cara yang benar, yaitu memilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya), dan memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 80°C selama 1 menit dan pada telur sampai dengan suhu ± 64°C selama 4,5 menit.( mh habieb shaleh/Cn08 )
sumber : http://pksjatim.org
0 Comments:
Post a Comment
<< Home