Kumpulan Artikel Web PKS

Aneka artikel dan headline yang ada di berbagai website-webiste yang dikelola oleh kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera. Website-website yang dikumpulkan kami rangkum di dalam list disamping. Jika ada yang keberatan atau ingin menambah daftar list, silahkan menghubungi kami

Kampanye One Man One Dollar to Sava Palestine

Thursday, August 24, 2006

Hubungan Antara Ruhiyyah Dan Soliditas

Oleh : Musyaffa' Ahmad Rahim, Lc.

Dalam sebuah perjalanan dari Jakarta ke Kuala Lumpur, untuk mengisi "kesepian" perjalanan, saya buka PDA saya, dan mulailah saya membaca kitab MAJMU' AL-FAT�W� LI-IBNI TAYMIYYAH, saya mulai membaca juz satu kitab yang terdiri dari 38 jilid itu.

Ada satu hal yang paling berkesan dalam diri saya saat membaca kitab tersebut � sekalipun banyak hal yang sangat berkesan dalam diri saya- yaitu saat Syaikhul Islam mengulas firman Allah SWT :

"Dan diantara orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya kami ini orang-orang Nasrani", ada yang telah KAMI ambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya; Maka KAMI timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat. dan kelak ALLAAH akan memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan. (Q.S. Al-Maidah: 14)

Ada beberapa hal yang paling menarik bagi saya dari penjelasan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah :

Pertama:

Saat Ibn Taimiyyah �rahimahullah- mengaitkan antara dua hal, yaitu :

1.. Nas� hazhzhan mimma dzukkir� bih (mereka melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diberi peringatan dengannya).


2.. Faaghrain� bainahum al-'ad�wata wa al-baghdh�-a il� yaum al-qiy�mah (Maka kami timbulkan di antara mereka permusuhan dan kebencian sampai hari kiamat).


Ibnu Taimiyyah menjelaskan bahwa dua hal di atas merupakan hubungan sebab akibat, dalam arti, karena hal yang pertama terjadi, maka hal yang kedua terwujud. Atau dengan bahasa lain: sebab hal pertama terjadi, akibatnya hal kedua terjadi pula. Jelasnya: karena mereka melupakan sebagian dari peringatan Allah SWT, maka, Allah SWT menghukum mereka dalam bentuk munculnya permusuhan dan saling benci di antara sesama mereka sampai hari kiamat.

Kedua:

Beliau menjelaskan bahwa hubungan sebab akibat ini bukan hanya berlaku bagi orang-orang Nashrani, akan tetapi, hal ini merupakan sunnatull�h yang berlaku bagi umat Islam juga. Artinya: jika umat Islam juga melalaikan sebagian dari apa yang Allah SWT peringatkan kepada mereka, maka, na'udzu bill�h min dz�lik, umat Islam ini pun akan "dihukum" dengan munculnya permusuhan dan saling benci di antara sesama mereka.

Ketiga:

Penyebab datangnya "hukuman" dalam bentuk permusuhan dan saling benci, "hanyalah" karena mereka melupakan SEBAGIAN dari apa yang Allah SWT peringatkan kepada mereka. Kita pun bertanya-tanya dengan penuh rasa takut dan ngeri: "BAGAIMANA KALAU YANG KITA LUPAKAN ADALAH SEBAGIAN BESAR" apa lagi kalau sampai SELURUH YANG ALLAH SWT PERINGATKAN kepada kita. Dalam pandangan saya, hal ini sangat terkait dengan firman Allah SWT pada ayat lain :

"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (Q.S. Al-Sy�r�: 30).

Tafsir singkatnya: bahwa berbagai musibah terjadi dikarenakan perbuatan kita, dan sebenarnya banyak hal yang Allah SWT memaafkan kita, jika setiap kesalahan Allah SWT hukum kita dengan musibah, habislah kita dari dahulu. L� haula wal� quwwata ill� bill�h.

Keempat:

Ibn Taimiyah menjelaskan bahwa yang dimaksud SEBAGIAN DARI APA YANG ALLAH SWT PERINGATKAN DENGANNYA adalah: tark al-'amal bi ba'dhi m� umir� bihi (tidak mengamalkan sebagian perintah Allah SWT) [Majm�' Fat�wa, juz 1, hal. 14].

Ikhwati fillah ...

Setelah kita melakukan jaulah Qur'�niyah bersama Ibn Taimiyah ini, marilah kita mengambil beberapa pelajaran terkait dengan kehidupan dakwah kita, yaitu :

1.. Betapa penting syumuliyah al-Isl�m dalam dakwah, baik dalam tataran ma'rif� (teori, pemahaman, konsep), maupun 'amali (pengamalan, penerapan, praktek). Terkait dengan hal ini, kita berkewajiban untuk memancang ajaran Allah SWT, ajaran Islam, sebagai satu kesatuan yang tidak boleh dipisah-pisahkan dan dipilah-pilah.
2.. Bahwa, jika kita meninggalkan sebagian dari yang diperintahkan Allah SWT, maka, perbuatan kita yang meninggalkan sebagian dari yang diperintahkan Allah SWT ini akan berakibat bagi kedatangan "adzab" Allah SWT, di antaranya adalah al-a'd�' (permusuhan) dan al-baghdh�' (saling benci membenci), dengan bahasa lain, tidak ada lagi ta'l�f al-qul�b (keterpautan dan kesatuan hati) dan seterusnya.
3.. Bahwa yang terpenting dari "sebagian perintah Allah SWT" ini adalah aspek keimanan dan amal shalih (ruh�niyy�t, spiritualitas), sebab, ada sunnatull�h yang lain yang menyatakan bahwa komitmen dengan keimanan dan amal shalih akan berakibat bagi kemunculan al-wuddu (kecintaan) di antara sesama. Hal ini berdasar pada firman Allah SWT:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak ALLAAH Yang Maha Pemurah[1] akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang." (Q.S. Maryam: 96).

Hal ini, dalam pandangan penulis, juga terkait dengan istilah: mimm� dzukkrir� bih� , kata dzukkir� ini sangat terkait dengan kata al-dzikr yang berarti kitabull�h, dan bagi umat Islam, kitabull�h ini berarti Al-Qur'�n Al-Kar�m. Sandaran penulis dalam hal ini adalah pendapat Qat�dah �rahimahull�h- sebagaimana dikutip oleh Ibn Jar�r al-Thabar� [J�mi' al-Bay�n f� Ta'w�l Al-Qur'�n, juz 10, hal. 135].

4.. Hal-hal di atas berlaku umum, dalam arti, semua kaum muslimin hendaklah memperhatikan sunnatull�h ini. Tuntutan untuk komitmen dengan hal ini semakin menguat bagi mereka yang menjadi teladan dan panutan umat, misalnya: guru, murabbi, naq�b, imam, pemimpin dan semacamnya. Hal ini dapat kita pahami dari mun�sabah (kesesuaian dan keterkaitan) ayat ini (Q.S. Al-M�idah: 14) dengan Q.S. Al-M�idah: 12 yang berbicara tentang para nuqab�'. Oleh karena ini, mas-uliyyah (tanggung jawab) para guru, murabbi, nuqaba' dan qiyadah dalam hal ini (komitmen dengan mimm� dzukkir� bih�) sangatlah besar.


Semoga Allah SWT memberikan taufiq, hidayah dan kekuatan kepada kita untuk dapat komitmen dengan perintah Allah SWT ini, amiiin.


sumber : http://www.keadilan-jepang.org/

0 Comments:

Post a Comment

<< Home